KOTA KEDIRI
Kota Kediri adalah sebuah
kota di
Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kota Kediri dengan luas wilayah 63,40 km² terbelah oleh sungai
Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer.
Artefak arkeologi yang ditemukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa daerah sekitar Kediri menjadi lokasi
kerajaan Kediri, sebuah kerajaan
Hindu di abad ke-11.
[2]
Kota ini merupakan pusat perdagangan utama untuk
gula Indonesia dan industri
rokok.
[3] Kota ini dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia Most Recommended City for Investment pada tahun 2010
[4]
berdasarkan survey oleh SWA yang dibantu oleh Business Digest, unit
bisnis riset grup SWA. Di kota ini juga, pabrik rokok kretek
Gudang Garam berdiri dan berkembang.
Kota Kediri merupakan ibukota dari Karesidenan Kediri yang terdiri dari beberapa kota dan kabupaten yaitu
kabupaten Kediri,
Nganjuk,
Tulungagung,
Blitar, dan
Trenggalek.
Ekonomi
Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai
aspek. Mulai pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah,
hingga olahraga. Pusat Perbelanjaan dari tingkat swalayan hingga mall
sudah beroperasi di kota ini.
Industri
rokok Gudang Garam
menjadi penopang mayoritas perekonomian warga Kediri, yang sekaligus
merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Sekitar 16.000 warga
kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini
[butuh rujukan].
Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukai yang relatif besar terhadap pemkot Kediri.
Di bidang ekonomi pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat
wisata untuk masyarakat lokal menengah kebawah seperti Kolam Renang
Pagora, Water Park Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng, dan
Taman Sekartaji. Di area sepanjang jalan Dhoho menjadi pusat pertokoan
terpadat di Kediri, juga di berbagai area kota banyak didirikan
minimarket, cafe, resort, hiburan malam dan banyak tempat lain yang
menjadi penopang ekonomi sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota yang paling kondusif
untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan pelayanan
masyarakat dan kualitas otonomi.
[butuh rujukan] Kediri menjadi rujukan para investor yang ingin menanamkan modalnya di kota yang sedang berkembang. Beberapa
perguruan tinggi swasta,
pondok pesantren, tempat ibadah dan ziarah
Katolik berupa Gua Maria Puhsarang juga memberi dampak ke sektor perekonomian kota ini.
Di bawah kepemimpinan Walikota H.A. Maschut, Kota Kediri mengalami
berbagai perubahan, misalnya pembangunan mal terbesar, hotel bintang 4
pertama (2005) dan kawasan wisata Selomangkleng bertaraf nasional.
Maschut juga merencanakan pembangunan jembatan baru, meresmikan pasar
grosir pertama di Kota Kediri, merencanakan jalur lingkar luar Kota
Kediri dan pembangunan ruko.
Luas Wilayah
Luas wilayah Kota Kediri sekitar 63,40 km² atau (6.340 ha) yang
terdiri atas 3 Kecamatan dan 46 kelurahan. Dan merupakan kota kecil di
Provinsi
Jawa Timur.
Dan berpenduduk sekitar 240.979 jiwa (2003). Berikut adalah luas Kota
Kediri dan jumlah penduduk dirinci menurut per kecamatan :
- Kecamatan Kota : 14,90 km², 85.730 jiwa.
- Kecamatan Mojoroto : 24,60 km², 86.152 jiwa.
- Kecamatan Pesantren : 23,90 km², 69.
Sejarah
Awal mula Kediri sebagai pemukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke Dahanapura, menurut Serat Calon Arang. Dahanapura ("Kota Api") selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. Sepeninggal Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua: Panjalu di barat dan Janggala
di timur. Daha menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan
Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. Panjalu oleh
penulis-penulis periode belakangan juga disebut sebagai Kerajaan Kadiri/Kediri, dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri sampai Kabupaten Madiun sekarang.
Semenjak Kerajaan Tumapel (Singasari) menguat, ibukota Daha diserang dan kota ini menjadi kedudukan raja vazal, yang terus berlanjut hingga Majapahit, Demak, dan Mataram.
Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi Geger Pecinan. Jawa Timur pada saat itu dikuasai Cakraningrat IV, adipati Madura yang memihak VOC dan menginginkan bebasnya Madura dari Kasunanan Kartasura. Karena Cakraningrat IV keinginannya ditolak oleh VOC, ia memberontak. Pemberontakannya ini dikalahkan VOC, dibantu Pakubuwana II,
sunan Kartasura. Sebagai pembayaran, Kediri menjadi bagian yang
dikuasai VOC. Kekuasaan Belanda atas Kediri terus berlangsung sampai Perang Kemerdekaan Indonesia.
Perkembangan Kota Kediri menjadi swapraja dimulai ketika diresmikannya Gemeente Kediri pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan Staasblad (Lembaran Negara) no. 148 tertanggal 1 Maret 1906[5]. Gemeente ini menjadi tempat kedudukan Residen Kediri dengan sifat pemerintahan otonom terbatas dan mempunyai Gemeente Raad ("Dewan Kota"/DPRD) sebanyak 13 orang, yang terdiri dari delapan orang golongan Eropa dan yang disamakan (Europeanen), empat orang Pribumi (Inlanders) dan satu orang Bangsa Timur Asing. Sebagai tambahan, berdasarkan Staasblad No. 173 tertanggal 13 Maret 1906 ditetapkan anggaran keuangan sebesar f.
15.240 dalam satu tahun. Baru sejak tanggal 1 Nopember 1928 berdasarkan
Stbl No. 498 tanggal 1 Januari 1928, Kota Kediri menjadi "Zelfstanding
Gemeenteschap" ("kota swapraja" dengan menjadi otonomi penuh).
Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 menjadi salah satu titik rute gerilya Panglima Besar Jendral Sudirman.
097 jiwa.
Pariwisata
Meliputi Wisata Rekreasi, Kuliner, Alam dan Religi, yaitu:
Wisata Alam
- Gua Selomangleng, di Kelurahan Pojok
- Gua Selobale di lereng Gunung Klothok
- Trekking Gunung Maskumambang
- Dermaga Joyoboyo
- Wisata Kuliner Soto Kediri Bok Ijo di Terminal Tamanan
- Pusat Tahu Takwa dan Gethuk Gedang di Jalan Pattimura
- Kuliner Pecel di Jalan Dhoho
- Kuliner Jagung Bakar di Bundaran Sekartaji
- Monumen Kediri Syu
- Gua Maria Pohsarang
Wisata Sejarah
- Candi Setono Gedong peninggalan Kerajaan Hindu di Jalan Dhoho
- Museum Airlangga, di Kelurahan Pojok
- Museum Fotografi Kediri
- Klenteng Tjio Hwie Kiong
- Gereja Merah GPIB Kediri, bangunan khas era Kolonialisme
Wisata Keluarga
- Waterpark Selomangleng, di Kelurahan Pojok
- Kolam Renang Pagora
- Kolam Renang Tirtoyoso
- Taman Wisata Ubalan
- Gumul Paradise Island
- Alun-Alun Kota Kediri
- Taman Sekartaji
Wisata Religi
- Makam dan Situs Bersejarah Mbah Bancolono di Puncak Gunung Maskumambang
- Makam dan Situs Bersejarah Sunan Geseng
- Masjid Banjar Mlati, Masjid Tertua di Kota Kediri
- Masjid Auliyya Setono Gedong
- Masjid Agung Kota Kediri
- Makam Kuno Mbah Wassil
- Makam KH. Hamim Djazuli (Gus Miek)