Kamis, 25 September 2014

TENTANG JURUSAN SAYA :)

     
                                                          SOSIOLOGI :)
Jurusan Sosiologi memiliki visi menjadi penyelenggara program studi yang unggul dan berdaya saing dalam memperjuangkan liberasi ummat manusia berdasarkan nilai-nilai Islam melalui pengkajian dan pengembangan sosiologi. Tiga konsentrasi yang dikembangkan yaitu, Konsentrasi Sosiologi Industri, Sosiologi Pembangunan, dan Sosiologi Lingkungan. Dengan pengembangan ini alumni diharapkan menjadi analis sosial, konsultan sosial,  industri, Aktivis NGO (Non Goverment Organization), guru, serta Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan swasta secara profesional.
Ketrampilan yang diberikan selama perkuliahan antara lain menganalisis dan meneliti persoalan sosial, presentasi masalah sosial dan solusinya, mengcover masalah sosial industri, memberikan masukan hubungan sosial industri pada pelaku industri, mengelola organisasi dengan pendekatan manusiawi, dan ketrampilan menulis di media massa.
Untuk mencapai tujuan di atas, kegiatan-kegiatan rutin diselenggarakan Jurusan Sosiologi, seperti: 1) Magang pada pelaku industri (skala menengah ke atas), 2) Membangun kerjasama dengan mitra-mitra strategis (BUMN, Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta, NGO, Perguruan Tinggi baik dalam dan luar negeri, dll), 3) Mendatangkan ahli atau praktisi (dari dalam atau luar negeri), 4)Melaksanakan perkuliahan dengan banyak melakukan praktek di lapangan.
Jurusan Sosiologi dilengkapi fasilitas-fasilitas pendukung seperti, Laboratorium Sosiologi, Perpustakaan Jurusan, laboratorium micro teaching, internet dan perpustakaan dengan digital library system. Prospek kerja lulusan Jurusan Sosiologi, antara lain, pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah (BAPPEDA), Badan Penelitian dan Pengembangan (LITBANG), Kementerian Kehutanan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Badan Pertahanan Nasional. Selain itu bisa menjadi konsultan, peneliti, guru atau dosen, serta bekerja di perusahaan swasta dan NGO baik dalam maupun luar negeri.
 KEGUNAAN SOSIOLOGI
 SOSIOLOGI MEMBANTU MEMECAHKAN MASALAH SOSIAL MASYARAKAT
Gejala-gejala abnormal yang terjadi di masyarakat disebut juga masalah sosial. Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial yang mencakup segi moral dan tata kelakuan yang menyimpang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengatasi disorganisasi adalah dengan mengadakan perencanaan sosial yang baik  (social planning) agar masalah sosial teratasi.
PENGERTIAN MASALAH SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial (problema sosial) merupakan masalah yang muncul dalam masyarakat, bersifat sosial dan berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sosiologi selain mempelajari gejala-gejala kemasyarakatan, juga mempelajari masalah-masalah sosial seperti: kejahatan, konflik antarras, kemiskinan, perceraian, pelacuran delinkuensi anak-anak; dan seterusnya.
ANALISIS SOSIOLOGI DALAM MEMAHAMI MASALAH SOSIAL
Sebagai ilmu sosial yang menganalisis masyarakat, sosiologi hanya sebatas mencari sebab-sebab terjadinya masalah sosiologi dan tidak menekankan pada pemecahan masalah atau jalan keluar dari masalah-masalah.
PENGERTIAN MASALAH SOSIAL
Masalah sosiologi merupakan hasil proses perkembangan masyarakat, artinya problem itu memang sewajarnya timbul, jika tidak diinginkan adanya hambatan-hambatan terhadap penemuan baru atau gagasan baru. Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut. Masalah sosial merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
PENYEBAB TERJADINYA MASALAH SOSIAL
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor berikut:
Faktor Ekonomis
Faktor ekonomis, problema dari faktor ekonomi misalnya kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.
Faktor Biologis
Faktor biologis, problema yang timbul dari faktor ini adalah penyakit atau kesehatan tubuh.
Faktor Biopsikologis
Faktor biopsikologis, dari faktor ini timbul penyakit saraf, bunuh diri, dan disorganisasi jiwa.
Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan, dari faktor ini akan timbul perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik rasial, dan keagamaan.
UKURAN SOSIOLOGI TERHADAP MASALAH SOSIAL
Menurut Robert K. Merton  dan Robert A. Nisbet, dalam menentukan bahwa suatu masalah merupakan problema sosial atau tidak, digunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu:
Kriteria Utama
Kriteria utama suatu masalah sosial yaitu tidak adanya penyesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi, dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup. Misalnya, apabila dalam satu bulan terjadi
pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh 400 orang dari 10.000 orang penduduk sebuah kota,
hal ini belum tentu merupakan masalah sosial, hal ini tergantung dengan nilai-nilai sosial masyarakat yang bersangkutan.
Sumber-Sumber Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi sebab-sebab terpenting masalah sosial harus bersifat  sosial. Jadi kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada perbuatan manusia bukanlah merupakan masalah sosial.
Pihak yang Menetapkan Masalah Sosial
Dalam masyarakat masalah sosial merupakan gejala yang wajar. Apabila terdapat sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut, maka sekelompok warga masyarakat tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial. Setiap manusia sesuai dengan kedudukan dan perannya dalam masyarakat, mempunyai nilai dan kepentingan-kepentingan yang berbeda. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan suatu gejala merupakan suatu problema sosial atau tidak.
Manifest Social Problem dan Latent Social Problem
Manifest social problems merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat, yang dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Pada umumnya masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang, misalnya dengan padatnya lalu lintas kota kota besar, banyak terjadi penyerobotan lahan trotoar untuk pedagang kaki lima dan lalulintas. Latent social problems juga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi tidak diakui demikian. Contoh: korupsi di Indonesia seolah olah merupakan hal yang wajar dan sudah biasanya, padahal hal tersebut bertentangan dengan nilai dan norma sosial.
BEBERAPA MASALAH SOSIAL PENTING
KEMISKINAN
Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan  masalah sosial. Kemiskinan muncul sebagai masalah sosial sejak berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan juga ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat. Pada waktu dulu setiap individu sadar akan kedudukan ekonomisnya, sehingga mereka mampu mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomi para warga masyarakat ditentukan secara tegas. Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, kemiskinan bukan masalah sosial, karena mereka menganggap bahwa semua telah ditakdirkan, sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problema sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Bagi para urban yang gagal mendapatkan pekerjaan, kemiskinan tidak lagi diukur dari kebutuhan
sekunder saja, tetapi disebabkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan primernya.
PENGANGGURAN
Pengangguran merupakan masalah sosial yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. Pesatnya arus globalisasi dalam bidang ekonomi yang ditandai dengan adanya efisiensi dalam kegiatan ekonomi, misalnya penggunaan mesin-mesin produksi. Hal itu menyebabkan berkurangnya penggunaan tenaga manusia. Oleh sebab itu pengangguran makin tinggi. Di negara negara berkembang, pada umumnya juga memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sementara itu persaingan
kerja makin lama makin ketat, sehingga orang yang tidak memiliki keahlian (skill) akan kesulitan mencari kerja.
KEJAHATAN
Kejahatan disebabkan kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya. Orang yang menjadi jahat, disebabkan orang tersebut mengadakan kontak dengan pola-pola perilaku jahat dan juga karena dia mengasingkan diri dari pola-pola perilaku yang tidak menyukai kejahatan tersebut. Pada masa modern seperti sekarang ini timbul kejahatan yang disebut white collar crime yaitu suatu kejahatan yang timbul akibat perkembangan ekonomi yang terlalu cepat dan menekankan pada aspek material–finansial belaka. Kejahatan ini merupakan kejahatan yang dilakukan oleh pengusaha dan pejabat di dalam menjalankan peranan fungsinya. Golongan tersebut menganggap kebal terhadap hukum dan sarana-sarana pengendalian sosial lainnya. Untuk mengatasi masalah kejahatan dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
1. Preventif
Preventif, yaitu dengan cara menjauhkan diri dari pola-pola kejahatan dan mendekatkan diri dari pola-pola perilaku yang tidak menyukai kejahatan.
2. Represif
Represif, yaitu dengan cara rehabilitasi, seperti hal berikut.
1) Menciptakan program yang bertujuan menghukum orang tersebut.
2) Berusaha mengubah agar orang tersebut tidak jahat, misalnya dengan cara memberi pekerjaan atau latihan-latihan untuk menguasai bidang-bidang tertentu agar dapat membaur kembali dengan masyarakat umum.
DISORGANISASI KELUARGA
Disorganisasi Keluarga (Broken Home). Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan peranan sosialnya. Adapun bentuk-bentuknya antara lain:
a. unit keluarga yang tidak komplit karena hubungan di luar nikah;
b. karena putusnya perkawinan sebab perceraian;
c. kurangnya komunikasi dalam anggota keluarga (empty shell family);
d. krisis keluarga, oleh karena salah satu kepala keluarga bertindak di luar kemampuannya.
Pada dasarnya disorganisasi keluarga pada masyarakat yang sedang dalam keadaan transisi menuju masyarakat modern dan kompleks, disebabkan keterlambatan dalam menyesuaikan diri dengan situasi sosial ekonomis yang baru.
GENERASI MUDA DAN MASYARAKAT MODERN
Generasi Muda dan Masyarakat Modern. Masalah generasi muda ditandai dengan dua ciri yang berlawanan, yaitu berikut.
a. Keinginan melawan, misalnya dalam bentuk radikalisme dan delinkuensi. Sikap ini mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang.
b. Sikap apatis, biasanya sikap ini disertai rasa kecewa terhadap masyarakat.
Pada waktu tersebut, kalau dia tidak ada bimbingan dari orang tua akan  timbul demonstration effect yang merupakan masalah sosial. Masalah tersebut dapat diurutkan sebagai berikut.
a. Persoalan  sense of value, pada masa ini masyarakat yang kedudukannya lebih tinggi menjadi imitasi untuk anak-anak yang berasal dari lapisan yang lebih rendah.
b. Timbul organisasi-organisasi pemuda nonformal yang bertingkah laku tidak disenangi masyarakat.
c. Timbul usaha generasi muda yang bertujuan mengadakan perubahan dalam masyarakat yang disesuaikan dengan nilai kaum muda.
PEPERANGAN
Peperangan. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi negara yang menjadi pemenang maupun negara yang kalah.
PELANGGARAN TERHADAP NORMA NORMA MASYARAKAT
Pelacuran
Pelacuran diartikan sebagai pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan
perbuatan seksual dengan mendapat upah. Sebab terjadinya pelacuran dapat dilihat dari faktor-faktor berikut.
1) Endogen dapat disebutkan karena faktor nafsu syahwat yang besar, sifat malas, dan keinginan yang besar untuk dapat hidup mewah.
2) Eksogen yang terutama adalah faktor ekonomis, urbanisasi yang tidak teratur, keadaan perumahan yang tidak memenuhi syarat misalnya masa anak-anak yang kurang menguntungkan, pola pribadi yang kurang dewasa.
Delinkuensi anak-anak
Delinkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah cross boys dan cross girls yaitu organisasi semi-formal yang mempunyai tingkah laku yang kurang atau tidak disukai masyarakat.
Delinkuensi anak-anak meliputi pencurian, perampokan, pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat terlarang, dan perkosaan.
Alkoholic
Persoalan alkoholic atau pemabuk pada kebanyakan masyarakat  tidak berkisar apakah alkohol boleh atau dilarang dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakannya, di mana dan dalam kondisi yang bagaimana. Umumnya orang awam berpendapat bahwa alkohol merupakan suatu stimulan, padahal sesungguhnya alkohol merupakan racun protoplasmik yang mempunyai efekdepresan pada sistem saraf, yang mengakibatkan pengguna makin berkurang kemampuannya untuk mengendalikan diri, baik fisik, psikologis maupun sosial.
Homoseksualitas
Secara sosiologis homoseksualitas adalah seseorang yang cenderung mengutamakan orang berjenis kelamin sama sebagai mitra seksual. Homoseksualitas merupakan sikap-tindak atau pola perilaku para homoseksual, bagi pelaku pria, sedang pelaku wanita disebut lesbian. Homoseksualitas dapat digolongkan ke dalam tiga kategori sebagai berikut.
1) Golongan yang secara aktif mencari mitra kencan di tempat tertentu.
2) Golongan pasif, artinya yang hanya menunggu.
3) Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melakukan tindakan-tindakan tertentu.
Homoseksualitas secara sosiologis  bertolak pada asumsi bahwa tidak ada pembawaan lain pada dorongan seksual, selain kebutuhan untuk menyalurkan syahwat. Oleh karena itu maka baik tujuan maupun objek dorongan seksual diarahkan oleh faktor sosial. Seseorang menjadi homoseksual dikarenakan pengaruh orang-orang sekitarnya, sikap-tindaknya kemudian menjadi pola seksualnya.
Masalah Kependudukan
Penduduk suatu negara pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan, sebab penduduk merupakan subjek serta objek pembangunan. Salah satu tanggung jawab negara adalah menyejahterakan kehidupan penduduk, tetapi ternyata kesejahteraan penduduk mengalami gangguan oleh perubahan-perubahan demografis yang sering tidak dirasakan. Gangguan-gangguan tersebut menimbulkan masalah-masalah di antaranya berikut ini.
a. Bagaimana menyebarkan penduduk, agar tercipta kepadatan penduduk yang merata?
b. Bagaimana mengusahakan penurunan tingkat kelahiran agar perkembangan penduduk dapat diawasi dengan ketat?
Masalah Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup biasanya dibedakan dalam kategori sebagai berikut.
a. Lingkungan fisik, yaitu semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.
b. Lingkungan biologis yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa organisme yang hidup (di sampingmanusia).
c. Lingkungan sosial yaitu terdiri atas individu atau kelompok yang berada di sekitar manusia.
d. Lingkungan budaya yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa hasil-hasil kebudayaan manusia.
Agar dapat mempertahankan hidup, maka manusia melakukan penyesuaian-penyesuaian atau adaptasi yang antara lain berikut ini.
a. Adaptasi genetik yaitu setiap lingkungan hidup biasanya merangsang penghuninya untuk membentuk struktur tubuh yang spesifik.
b. Adaptasi somatis yaitu merupakan penyesuaian secara struktural atau fungsional yang sifatnya sementara (tidak turun-temurun).
Dalam hubungannya dengan makhluk hidup lainnya dalam lingkungan hidup, dapat dibedakan berikut.
a. Hubungan simbiosis yaitu hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup yang berbeda speciesnya.
Bentuk bentuk hubungan simbiosis adalah:
1) Parasitisme yaitu bila satu pihak beruntung, pihak lain dirugikan.
2) Komensalisme yaitu bila satu pihak beruntung, pihak lain juga tidak dirugikan.
3) Mutualisme yaitu terjadi hubungan saling menguntungkan.
b. Hubungan sosial timbal balik antara organisme-organisme hidup yang sama spesiesnya. Bentuk-bentuknya adalah kompetisi dan kooperatif.
Suatu ekosistem mungkin mengalami perubahan-perubahan lantaran bekerjanya faktor-faktor fisik alamiah dan pengaruhnya besar terhadap manusia misalnya:
a. pengaruh sinar matahari,
b. pengaruh iklim,
c. pengaruh panas dan dingin.
MANFAAT PENELITIAN SOSIOLOGI BAGI PEMBANGUNAN
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan rencana tertentu. Cara melangsungkan pembangunan adalah sebagai berikut.
1. Struktural, yang mencakup perencanaan, pembentukan, dan evaluasi terhadap lembaga-lembaga sosial.
2. Spiritual yang mencakup watak dan pendidikan dalam penggunaan cara-cara berfikir ilmiah.
3. Struktural dan spiritual. Syarat yang diperlukan dalam pembangunan adalah  kemauan yang keras serta kemampuan dapat memanfaatkan setiap kesempatan bagi keperluan pembangunan. Masyarakat harus aktif memecahkan masalah-masalah dan memiliki sikap terbuka bagi pikiran-pikiran dan usaha baru. Warga masyarakat tidak boleh pasrah pada keadaan yang dihadapi, atas dasar pandangan hidup bahwa segala sesuatu merupakan nasib buruk bagi dirinya. Di samping itu juga harus terbuka, jujur, dan berorientasi ke depan sehingga proses kehidupannya dapat direncanakan, baik mengenai aspek spiritual maupun materialnya.
1. Tahap-Tahap Pembangunan
Apabila pembangunan dikaitkan dengan tahap-tahapnya, maka dikenal dengan tahap-tahap berikut.
a. Perencanaan;  pada tahap ini diadakan identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat, pusat perhatiannya, stratifikasi sosial pusat kekuasaan maupun saluran komunikasi.
b. Penerapan/pelaksanaan pada tahap ini perlu diadakan penyorotan kekuatan sosial dalam masyarakat. Di samping itu juga harus diadakan pengamatan terhadap perubahan sosial yang terjadi.
c. Tahap evaluasi diadakan analisis terhadap efek pembangunan sosial. Hal tersebut memerlukan pengadaan, pembetulan, penambahan, pelancaran maupun peningkatan secara proporsional.
2. Penelitian Sosiologi
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilandasi analisis dan kontruksi. Analisis dan kontruksi dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Penelitian merupakan suatu sarana bagi ilmu pengetahuan untuk mengembangkan ilmu yang bersangkutan, juga merupakan sarana bagi masyarakat untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Oleh karena itu dikenal beberapa
penelitian, yaitu berikut ini.
a. Penelitian murni, bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis.
b. Penelitian yang terpusat pada masalah, bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam perkembangan teori.
c. Penelitian terapan, bertujuan memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat atau pemerintah.
3. Manfaat Penelitian Sosiologi bagi Pembangunan
Manfaat penelitian sosiologis pada hakikatnya mencakup hal-hal berikut.
a. Pola interaksi sosial.
Dengan mengetahui pola interaksi sosial yang ada dalam masyarakat dapat digariskan haluan-haluan tertentu untuk memperkuat pola interaksi yang mendukung dan menetralisir pola interaksi yang menghalangi pembangunan.
b. Kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat.
Ada kelompok sosial yang mempunyai kekuasaan tidak resmi, yang dapat dijadikan panutan bagi pembangunan.
c. Kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai.
Ada nilai-nilai yang mendukung pembangunan, ada yang tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap pembangunan ada yang menghalangi pembangunan.
d. Lembaga-lembaga yang merupakan kesatuan kaidah yang berkisar pada kebutuhan dasar manusia dan kelompok sosial.
e. Stratifikasi sosial yang merupakan pembedaan penduduk dalam kelas-kelas sosial secara vertikal.
RANGKUMAN
Tidak semua di dalam kehidupan masyarakat berlangsung secara normal, artinya ada gejala-gejala abnormal atau gejala patologis. Hal ini disebabkan karena unsur masyarakat tertentu tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan kekecewaan bahkan penderitaan bagi masyarakat.
Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan hidup kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial, hingga menyebabkan rusaknya ikatan sosial.
Masalah sosial dapat diklasifikasikan atas dasar sumber-sumbernya yaitu,faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis, dan kebudayaan
Klasifikasi yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-kepincangan dalam warisan fisik, warisan biologis, warisan sosial, dan kebijaksanaan sosial.
Beberapa masalah sosial yang penting
adalah:
1. Kemiskinan yaitu sebagai suatu ke-adaan di mana orang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan ukuran kehidupan kelompoknya.
2. Kejahatan.
3. Disorganisasi yaitu suatu perpecahan dalam keluarga sebagai unit, karena anggota-anggota keluarga tersebut gagal memenuhi kewajibannya.
4. Masalah generasi muda.
5. Peperangan.
6. Masalah kependudukan.
7. Masalah lingkungan hidup.
Sosiologi mempunyai peranan bagi proses pembangunan dalam hal sebagai berikut: tahap perencanaan; tahap pelaksanaan; tahap evaluasi. Sosiologi dapat dimanfaatkan untuk memberikan data sosial pada tahap-tahap pembangunan. 

Perkembangan sosiologi dari abad ke abad

Perkembangan pada abad pencerahan

Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak pada abad ini. Para ahli pada zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

Pengaruh perubahan yang terjadi pada abad pencerahan

Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

Gejolak abad revolusi

Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangsawan dan kaum Rohaniwan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.

Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :
  • Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
  • Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.
  • Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

Kelahiran sosiologi modern

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.
 SUMBER :http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar